Komunitas Indonesia Coopret Registry. (Foto: Komunitas Indonesia Coopret Registry)
Komunitas Indonesia Coopret Registry. (Foto: Komunitas Indonesia Coopret Registry)

RODAOTO - Mobil Mini Cooper atau Mini Morris milik Andre Taulany sungguhlah mengejutkan publik. Kenapa tidak, harga yang mobil klasik itu dibelo oleh Raffi Ahmad dengan harga Rp700 juta.

Mungkin banyak publik yang tidak percaya dengan penjualan mobil klasik itu, termasuk mimin RODAOTO. Tapi dimomen salah satu acara talkshow di televisi swasta Nasional, sahabat Andre yakni Sule melontarkan bahwa mobil klasik itu hanya dijual Rp150 juta. Eh, benar atau tidak itu ya, apa transaksi penjualan mobil klasik itu settingan untuk menaikan penonton youtube mereka.

Baca Juga: Modifikasi Keren Honda PCK 150

Tapi, terlepas dari itu, ada yang patut dilihat dari sejarah Mini Cooper ini. Dari situs carmudi.co.id menjelaskan sejarah mengenai Mini Cooper generasi pertama merupakan dari merek asal Inggris loh, dengan memiliki nama Mini Mark 1 yang pertama kali eksis pada 1959 hingga 2000.

Namun, generasi pertamanya hanya diproduksi pada tahun 1959 hingga 1967. Generasi inilah yang disebut sebagai Mark 1. Generasi pertama ini dijual oleh perusahaan bernama British Motor Corporation (BMC).

Mobil dua pintu ini didesain oleh Sir Alec Issigonis dan diproduksi di pabrik Longbridge dan Cowley yang berada di Inggris. Pada tahap persiapannya, mobil ini didesain lewat proyek bernama Austin Drawing Office 15 atau ADO15. Mini Mark 1 sendiri diketahui punya banyak nama. Mulai dari Mini Mark 1, Austin 850, Morris 850, Austin Mini Se7en, dan Morris Mini Minor.

Jika kalian ingat sejarah Volkswagen yang memang dibuat sebagai mobil kecil yang kompak dan harganya terjangkau, demikian pula Mini. BMC mencanangkan program untuk Mini agar bisa menjadi mobil yang lapang secara interior namun hemat bahan bakar. Mesin yang ditanamkan pada generasi pertama ini berukuran 848 cc.

Awalnya, para desainer dan mekanik ingin mencoba memasang mesin berkapasitas 948 cc. Hanya saja, Leonard Lord selaku Ketua BMC saat itu  berpikir jika mesin tersebut dianggap terlalu kencang. Maka ia pun menyarankan untuk mengecilkan kapasitas mesin menjadi 848 cc. Walaupun bermesin kecil, mesin ini sanggup melesatkan mobil hingga kecepatan 116 km/jam. Luar biasa!

Nama Mini semakin dikenal setelah berhasil menjadi juara di ajang Reli Monte Carlo. Tak tanggung-tanggung, Mini menjadi juara pertama pada 1964, 1965, dan 1967 silam. Salah satu rahasia dari kemenangan Mini adalah penggunaan mesin yang melintang dan pemakaian penggerak roda depan yang kala itu dianggap asing lantaran tak pernah dipakai oleh pabrikan manapun.

Sejarah lain yang berhasil ditorehkan oleh Mini adalah penggunaan konfigurasi mesin pada balap Formula1 (F1). John Cooper lah yang menjadi otak dari tren mesin yang terletak di belakang kokpit untuk ajang balap F1. Hingga saat ini, penyematan mesin belakang pada balap F1 masih diterapkan. Bahkan ide ini juga digunakan untuk mobil sport dan super car yang ada saat ini.

Baca Juga: Kejutan, Mobil Baru Daihatsu Bakal Dirilis November 2019

Mini atau Morris pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1965-an. PT Java Motors menjadi distributor resmi yang memasukkan Morris ini ke Tanah Air. Mobil kecil ini kala itu masuk dengan secara Completely Knock Down (CKD). Java Motors bekerja sama dengan PT National Assemblers untuk merakit mobil ini di Medan pada 1970 hingga sekitar 1980-an.

Selain perusahaan tersebut, beberapa importir umum juga memasukkan mobil ini dengan status Completely Built Up (CBU). Nama Mini kian tersohor setelah memasuki ranah balap di Sirkuit Ancol yang kala itu menjadi sirkuit utama di Jakarta. Hengki Irawan sempat memakai Mini untuk balap pada 1967, sedangkan Karsono juga pernah memakai Mini setahun setelahnya pada 1968 untuk ajang balap.